(Tugas VIIII) Ilmu Sosial Dasar
Pertumbuhan Penduduk dan Kebudayaan
Kepadatan Penduduk
Dapat kita lihat di kota-kota besar seperti Jakarta. setiap bulanya peningkatan dikota jakarta terus terjadi yang menyebabkan kota jakarta penuh.
Pengendalian Jumlah Penduduk
Untuk mengatasi masalah kepadatan penduduk ini pemerintah menganjurkan kepada warganya untuk mengikuti KB. Yakni keluarga Berencana, Tapi tetap saja anjuran ini tidak sepenuhnya didengarkan oleh rakya karena bergai macam hal. Kita ambil satu contoh di negara Cina. Pemerintahnya melarang rakyaknya mempunyai keturunan lebih dari satu. Maksudnya jika ada satu keluarga yang memiliki anak lebih dari satu, maka anak terakhirnya harus dibunuh atau di gugurkan (menurut sumber yang saya dengar dan baca).
Tentu pemerintah Indonesia tidak akan menyuruh kita seperti itu dengan alasan yang sudah jelas yaitu dilarang agama, solusinya dalah dengan cara ber KB.
Untuk mengatasi masalah kepadatan penduduk ini pemerintah menganjurkan kepada warganya untuk mengikuti KB. Yakni keluarga Berencana, Tapi tetap saja anjuran ini tidak sepenuhnya didengarkan oleh rakya karena bergai macam hal. Kita ambil satu contoh di negara Cina. Pemerintahnya melarang rakyaknya mempunyai keturunan lebih dari satu. Maksudnya jika ada satu keluarga yang memiliki anak lebih dari satu, maka anak terakhirnya harus dibunuh atau di gugurkan (menurut sumber yang saya dengar dan baca).
Tentu pemerintah Indonesia tidak akan menyuruh kita seperti itu dengan alasan yang sudah jelas yaitu dilarang agama, solusinya dalah dengan cara ber KB.
Indonesia banyak sekali memiliki kebudayaan seperti Tarian,Musik,dll. Ada satu budaya atau kesenian clasik INdonesia yang sudah diakui dunia yaitu BATIK. betapa bangganya kita saat tahu bahwa batik sudah diakui di dunia kalau itu milik Indonesia.
Banyak kebudayaan Indonesia yang sudah pudar. Kulturnya pun sudah rusak oleh pengaruh dari kebudayaan luar. Contohnya saja banyak anak muda zaman sekarang lebih suka menari modern dari pada tradisional. Padahal jika kita lihat trian tradisional jauh lebih menarik dan memberikan banyak nilai positif untuk kita.
Banyak kebudayaan Indonesia yang sudah pudar. Kulturnya pun sudah rusak oleh pengaruh dari kebudayaan luar. Contohnya saja banyak anak muda zaman sekarang lebih suka menari modern dari pada tradisional. Padahal jika kita lihat trian tradisional jauh lebih menarik dan memberikan banyak nilai positif untuk kita.
(Tema : Penduduk, Masyarakat dan kebudayaan)
http://zarapintar.wordpress.com/2011/10/18/keterkaitan-antara-pendudukmasyarakat-dan-kebudayaan/
09.46 | | 0 Comments
(Tugas VIII) Ilmu Sosial Dasar
Pertentangan-pertentangan sosial / ketegangan dalam masyarakat
Konflik (pertentangan) mengandung suatu pengertian tingkah laku yang lebih luas dari pada yang biasa dibayangkan orang dengan mengartikannya sebagai pertentangan yang kasar atau perang. Dasar konflik berbeda-beda. Terdapat 3 elemen dasar yang merupakan cirri-ciri dari situasi konflik yaitu :
Terdapatnya dua atau lebih unit-unit atau baigan-bagianyang terlibat di dalam konflik
Unti-unit tersebut mempunyai perbedaan-perbedaan yang tajam dalam kebutuhan-kebutuhan, tujuan-tujuan, masalah-masalah, nilai-nilai, sikap-sikap, maupun gagasan-gagasan
Terdapatnya interaksi di antara bagian-bagian yang mempunyai perbedaan-perbedaan tersebut.
Unti-unit tersebut mempunyai perbedaan-perbedaan yang tajam dalam kebutuhan-kebutuhan, tujuan-tujuan, masalah-masalah, nilai-nilai, sikap-sikap, maupun gagasan-gagasan
Terdapatnya interaksi di antara bagian-bagian yang mempunyai perbedaan-perbedaan tersebut.
Konflik merupakan suatu tingkah laku yang dibedakan dengan emosi-emosi tertentu yang sering dihubungkan dengannya, misalnya kebencian atau permusuhan. Konflik dapat terjadi paa lingkungan yang paling kecil yaitu individu, sampai kepaa lingkungan yang luas yaitu masyarakat.
Pada taraf di dalam diri seseorang, konflik menunjuk kepada adanya pertentangan, ketidakpastian, atau emosi-emosi dan dorongan yang antagonistic didalam diri seseorang
Pada taraf kelompok, konflik ditimbulkan dari konflik yang terjadi dalam diri individu, dari perbedaan-perbedaan pada para anggota kelompok dalam tujuan-tujuan, nilai-nilai, dan norma-norma, motivasi-motivasi mereka untuk menjadi anggota kelompok, serta minat mereka.
para taraf masyarakat, konflik juga bersumber pada perbedaan di antara nilai-nilai dan norma-norma kelompok dengan nilai-nilai an norma-norma kelompok yang bersangkutan berbeda.Perbedan-perbedaan dalam nilai, tujuan dan norma serta minat, disebabkan oleh adanya perbedaan pengalaman hidup dan sumber-sumber sosio-ekonomis didalam suatu kebudayaan tertentu dengan yang aa dalam kebudayaan-kebudayaan lain.
Pada taraf kelompok, konflik ditimbulkan dari konflik yang terjadi dalam diri individu, dari perbedaan-perbedaan pada para anggota kelompok dalam tujuan-tujuan, nilai-nilai, dan norma-norma, motivasi-motivasi mereka untuk menjadi anggota kelompok, serta minat mereka.
para taraf masyarakat, konflik juga bersumber pada perbedaan di antara nilai-nilai dan norma-norma kelompok dengan nilai-nilai an norma-norma kelompok yang bersangkutan berbeda.Perbedan-perbedaan dalam nilai, tujuan dan norma serta minat, disebabkan oleh adanya perbedaan pengalaman hidup dan sumber-sumber sosio-ekonomis didalam suatu kebudayaan tertentu dengan yang aa dalam kebudayaan-kebudayaan lain.
Adapun cara-cara pemecahan konflik tersebut adalah :
elimination; yaitu pengunduran diri salah satu pihak yang telibat dalam konflik yagn diungkapkan dengan : kami mengalah, kami mendongkol, kami keluar, kami membentuk kelompok kami sendiri
Subjugation atau domination, artinya orang atau pihak yang mempunyai kekuatan terbesar dapat memaksa orang atau pihak lain untuk mentaatinya
Mjority Rule artinya suara terbanyak yang ditentukan dengan voting akan menentukan keputusan, tanpa mempertimbangkan argumentasi.
Minority Consent; artinya kelompok mayoritas yang memenangkan, namun kelompok minoritas tidak merasa dikalahkan dan menerima keputusan serta sepakan untuk melakukan kegiatan bersama
Compromise; artinya kedua atau semua sub kelompok yang telibat dalam konflik berusaha mencari dan mendapatkan jalan tengah
Integration; artinya pendapat-pendapat yang bertentangan didiskusikan, dipertimbangkan dan ditelaah kembali sampai kelompok mencapai suatu keputusan yang memuaskan bagi semua pihak
Subjugation atau domination, artinya orang atau pihak yang mempunyai kekuatan terbesar dapat memaksa orang atau pihak lain untuk mentaatinya
Mjority Rule artinya suara terbanyak yang ditentukan dengan voting akan menentukan keputusan, tanpa mempertimbangkan argumentasi.
Minority Consent; artinya kelompok mayoritas yang memenangkan, namun kelompok minoritas tidak merasa dikalahkan dan menerima keputusan serta sepakan untuk melakukan kegiatan bersama
Compromise; artinya kedua atau semua sub kelompok yang telibat dalam konflik berusaha mencari dan mendapatkan jalan tengah
Integration; artinya pendapat-pendapat yang bertentangan didiskusikan, dipertimbangkan dan ditelaah kembali sampai kelompok mencapai suatu keputusan yang memuaskan bagi semua pihak
(Tema : Prasangka, Diskriminasi dan Etnosentrisme)
http://kennediemersonsimbolon.wordpress.com/2011/01/04/prasangka-diskriminasi-dan-etnosentrisme/
09.34 | | 0 Comments
(Tugas VII) Ilmu Sosial Dasar
Orang Miskin Sulit Berobat
Warga miskin yang tidak masuk dalam daftar jaminan kesehatan masyarakat di Jember, Jawa Timur, setelah Mei nanti terancam tidak memperoleh pelayanan kesehatan gratis.
Untuk itu, dana untuk layanan kesehatan bagi orang miskin sebesar Rp 6,3 miliar harus ditambah sedikitnya Rp 10 milyar.
Ini diungkapkan tiga direktur rumah sakit daerah di Jember, Direktur RSD dr Soebandi Jember, Yuni Ermita; Direktur RSD Balung, Lilik Laksmiati; dan Direktur RSD Kalisat, Kanin, di Jember, Jawa Timur, Kamis (12/4/2012).
"Sekarang piutang RSD dr Soebandi ke pemerintah daerah sudah mencapai Rp 2,7 miliar," kata Yuni Ermita.
Lilik Laksmiati mengatakan, RSD Balung punya piutang yang harus ditagih ke kas daerah sebesar Rp 443 juta. RSD Kalisat, kata drg Kanin, juga menanggung biaya untuk orang miskin sebesar Rp 110 juta sehingga punya piutang ke pemda .
Terkait itu Ketua Komisi D DPRD Jember, Ayub Junaedi, mengatakan, warga banyak yang mengaku miskin karena mudahnya memperoleh surat pernyataan miskin (SPM).
"Dinas kesehatan seharusnya punya tenaga verifikasi, pemegang SPM harus benar-benar tidak mampu," kata Ayub Junaedi.
Kuahayati dari Dinas Kesehatan Jember mengakui, banyak calo yang menawarkan kepada orang miskin untuk mendapatkan SPM. Dinas Kesehatan tidak bisa menolak, sebab semua persyaratan sesuai dengan peraturan daerah, dan sudah dilengkapi dengan surat keterangan dari desa dan kecamatan.
(Tema : Pelapisan Sosial Dan Kesamaan Derajat)
http://health.kompas.com/read/2012/04/12/23044622/Selain.Jamkesmas.Orang.Miskin.Sulit.Berobat.
09.25 | | 0 Comments
(Tugas VI) Ilmu Sosial Dasar
Kehidupan Masyarakat Perkotaan Dengan Masyarakat Pedesaan
Dalam masyarakat modern, sering dibedakan
antara masyarakat pedesaan (rural community) dan masyarakat perkotaan (urban
community). Menurut Soekanto (1994), per-bedaan tersebut sebenarnya tidak
mempunyai hubungan dengan pengertian masyarakat sederhana, karena dalam
masyarakat modern, betapa pun kecilnya suatu desa, pasti ada pengaruh-pengaruh
dari kota. Perbedaan masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan, pada
hakekatnya bersifat gradual. Kita dapat membedakan antara masya-rakat desa
dan masyarakat kota yang masing-masing punya karakteristik tersendiri.
Masing-masing punya sistem yang mandiri, dengan fungsi-fungsi sosial, struktur
serta proses-proses sosial yang sangat berbeda, bahkan kadang-kadang dikatakan
"berlawanan" pula.
Warga suatu masyarakat pedesaan mempunyai
hubungan yang lebih erat dan lebih mendalam ketimbang hubungan mereka dengan
warga masyarakat pedesaan lainnya. Sistem kehidupan biasanya berkelompok atas
dasar sistem kekeluargaan (Soekanto, 1994). Selanjutnya Pudjiwati (1985),
menjelaskan ciri-ciri relasi sosial yang ada di desa itu, adalah pertama-tama,
hubungan kekerabatan.
Sistem kekerabatan dan kelompok
kekerabatan masih memegang peranan penting. Penduduk masyarakat pedesaan pada
umumnya hidup dari pertanian, walaupun terlihat adanya tukang kayu, tukang
genteng dan bata, tukang membuat gula, akan tetapi inti pekerjaan penduduk
adalah pertanian. Pekerjaan-pekerjaan di samping pertanian, hanya merupakan
pekerjaan sambilan saja.
Golongan orang-orang tua pada masyarakat
pedesaan umumnya memegang peranan penting. Orang akan selalu meminta nasihat
kepada mereka apabila ada kesulitan-kesulitan yang dihadapi. Nimpoeno (1992)
menyatakan bahwa di daerah pedesaan kekuasaan-kekuasaan pada umumnya terpusat
pada individu seorang kiyai, ajengan, lurah dan sebagainya.
Ada beberapa ciri yang dapat dipergunakan
sebagai petunjuk untuk membedakan antara desa dan kota. Dengan melihat
perbedaan perbedaan yang ada mudah mudahan akan dapat mengurangi kesulitan
dalam menentukan apakah suatu masyarakat dapat disebut sebagi masyarakat
pedeasaan atau masyarakat perkotaan.
Ciri ciri tersebut antara lain :
1) jumlah dan kepadatan penduduk
2) lingkungan hidup
3) mata pencaharian
4) corak kehidupan social
5) stratifiksi social
6) mobilitas social
7) pola interaksi social
8) solidaritas social
9) kedudukan dalam hierarki sistem
administrasi nasional
Interaksi Sosial didaerah Pedesaan
Masyarakat pedesaan ditandai dengan pemilikan ikatan perasaan batin yang
kuat sesama warga desa, yaitu perasaan setiap warga/anggota masyarakat yang
amat kuat yang hakekatnya, bahwa seseorang merasa merupakan bagian yang tidak
dapat dipisahkan dari masyarakat dimanapun ia hidup dicintainya serta mempunyai
perasaan bersedia untuk berkorban setiap waktu demi masyarakatnya atau
anggota-anggota masyarakat, karena beranggapan sama-sama sebagai masyarakat
yang saling mencintai saling menghormati, mempunyai hak tanggung jawab yang
sama terhadap keselamatan dan kebahagiaan bersama di dalam masyarakat.
Masyarakat Desa atau juga bisa disebut sebagai masyarakat tradisonal
manakala dilihat dari aspek kulturnya. Masyarakat pedesaan itu lebih bisa
bersosialisasi dengan orang orang di sekitarnya. Masyarakat Desa adalah
kebersamaan. sedangkan Pola interaksi masyarakat kota adalah individual,.
Sebagai contoh kalau anda pergi ke suatu Desa, dan anda bertanya dengan
seseorang siapa nama tetangganya, pasti dia hafal. Kalau di kota, kurang dapat
bersosialisasi karena masing masing sudah sibuk dengan kepentingannya sendiri2.Pola
interaksi masyarakat pedesaan adalah dengan prinsip kerukunan, sedang
masyarakat perkotaan lebih ke motif ekonomi, politik, pendidikan, dan kadang
hierarki. Pola solidaritas sosial masyarakat pedesaan timbul karena adanya
kesamaan-kesamaan kemasyarakatan, sedangkan masyarakat kota terbentuk karena
adanya perbedaan-perbedaan yang ada dalam masyarakat.
(Tema : Masyarakat Perkotaan dan Masyarakat Pedesaan)
09.09 | | 0 Comments
(Tugas V) Ilmu Sosial Dasar
Dampak Dari Teknologi Yang Berkembang Pesat
Gadget tidak hanya membuat anak cuek selama berjam-jam, tapi juga
disinyalir dapat menurunkan prestasi anak kelak saat ia masuk jenjang sekolah.
Ini sesuai dengan pengamatan sederhana Sekolah Putik Indonesia terhadap empat
siswanya, yang duduk di kelas yang sama dan mendapat perlakuan sama.
Pengamatan ini dimulai sejak mereka duduk di kelas Dede (pendidikan untuk anak usia prasekolah). Tiga siswa memiliki usia yang sama yakni tiga tahun, sedangkan yang satu 2,5 tahun. Keempat siswa ini memiliki kemampuan sama, yang membedakan adalah hobinya.
Tiga siswa senang menggunakan gadget, sedangkan yang satu (berusia 2,5 tahun) lebih menyukai membaca dan tidak tergila-gila dengan gadget. Dalam kesehariannya, tiga siswa ini aktif memainkan gadget. Berdasarkan pengamatan perilaku di rumah, dari ketiga anak itu, satu anak bermain gadget secara tidak terkontrol, atau mendapat kebebasan penuh untuk menggunakan gadget. Sedangkan dua anak lainnya terkontrol. Artinya, mereka diizinkan menggunakan gadget namun ada batasan waktu, meski tidak terlalu ketat. Dalam artian bisa lebih dari satu jam, namun tetap tidak diberi kebebasan penuh.
Sepanjang mengikuti jenjang pendidikan di Sekolah Putik Indonesia, keempat siswa ini selalu satu kelas, sehingga sepanjang mengikuti pendidikan di sekolah, mereka mendapat perlakuan sama. Hasilnya, terlihat saat mereka duduk di bangku sekolah dasar. Prestasi tiga anak yang terpapar gadget terlihat menurun dibandingkan satu siswa yang tidak terpapar gadget.
Pengamatan ini dimulai sejak mereka duduk di kelas Dede (pendidikan untuk anak usia prasekolah). Tiga siswa memiliki usia yang sama yakni tiga tahun, sedangkan yang satu 2,5 tahun. Keempat siswa ini memiliki kemampuan sama, yang membedakan adalah hobinya.
Tiga siswa senang menggunakan gadget, sedangkan yang satu (berusia 2,5 tahun) lebih menyukai membaca dan tidak tergila-gila dengan gadget. Dalam kesehariannya, tiga siswa ini aktif memainkan gadget. Berdasarkan pengamatan perilaku di rumah, dari ketiga anak itu, satu anak bermain gadget secara tidak terkontrol, atau mendapat kebebasan penuh untuk menggunakan gadget. Sedangkan dua anak lainnya terkontrol. Artinya, mereka diizinkan menggunakan gadget namun ada batasan waktu, meski tidak terlalu ketat. Dalam artian bisa lebih dari satu jam, namun tetap tidak diberi kebebasan penuh.
Sepanjang mengikuti jenjang pendidikan di Sekolah Putik Indonesia, keempat siswa ini selalu satu kelas, sehingga sepanjang mengikuti pendidikan di sekolah, mereka mendapat perlakuan sama. Hasilnya, terlihat saat mereka duduk di bangku sekolah dasar. Prestasi tiga anak yang terpapar gadget terlihat menurun dibandingkan satu siswa yang tidak terpapar gadget.
Sementara, anak yang rajin membaca dan tidak terpapar gadget, prestasinya semakin baik, bahkan mampu melampaui anak-anak yang terpapar gadget. Menurut hasil pengamatan pihak sekolah, gadget dapat memengaruhi beberapa perkembangan dan prestasi belajar anak, yakni:
1. Mengalami penurunan konsentrasi.
Anak mengalami penurunan konsentrasi saat belajar. Konsentrasinya menjadi lebih pendek dan tidak peduli dengan lingkungan sekitar. Anak lebih senang berimajinasi seperti dalam tokoh game yang sering ia mainkan menggunakan gadget-nya.
2. Memengaruhi kemampuan menganalisa permasalahan.
Ketika belajar, anak tidak mau mencari data dan tidak tertantang untuk melakukan analisis. Anak menginginkan sesuatu yang serba cepat dan langsung terlihat hasilnya. Ada pun proses untuk mencapai hasil akhir itu tidak dipedulikan.
3. Malas menulis dan membaca.
Gagdet menjadikan anak malas menulis dan membaca. Dengan perangkat gadget, maka aktivitas menulis menjadi lebih mudah, ini memengaruhi keterampilan menulis anak. Tak hanya itu, perangkat visual pun tampak lebih menarik dan menggoda, karena dapat memperlihatkan sesuai dengan kenyataan. Akibatnya anak-anak menjadi malas membaca. Sebab, membaca menuntut anak untuk mengembangkan imajinasi dari kesimpulan yang dibaca.
4. Penurunan dalam kemampuan bersosialisasi.
Anak menjadi tidak peduli dengan lingkungan sekitar serta tidak memahami etika bersosialisasi. Anak tidak tahu, bila ada banyak orang menginginkan sesuatu yang sama, maka wajib antre agar tertib. Ini terjadi karena anak tidak memahami adanya sebuah proses. Apa yang diinginkan harus segera ada dan terwujud, karena terbiasa mendapat pemahaman melalui games atau tontonan.
Dampak negatif lainnya juga sering terlihat pada orang-orang kalangan tidak mampu. Akibat dari pergaulan dan gengsi yang sangat besar, Terkadang orang terlalu memaksakan untuk memiliki gadget yang dimiliki oleh teman-temannya yang memiliki uang berlebih. Padahal dia menyadari bahwa dia bukanlah orang dari kalangan atas, tapi dia tetap ingin mengikuti dan memiliki gadget yang harga'a cukup mahal. Hal tersebut dikarenakan gengsi yang sangat besar.
(Tema : Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Kemiskinan)
http://situs-berita-terbaru.blogspot.com/2012/07/4-dampak-negatif-gadget-pada-prestasi.html
09.03 | | 0 Comments
(Tugas IV) Ilmu Sosial Dasar
Usaha-Usaha Meningkatkan Semangat Patriotik dalam Kalangan Masyarakat di Negara Kita
Semangat
patriotik semakin luntur dalam kalangan masyarakat di negara kita pada masa ini
seperti yang didakwa oleh banyak pihak. Hal ini berlaku demikian kerana
masing-masing sibuk dengan urusan sendiri yang menyebabkan mereka tidak
menghiraukan perkara lain. Pada pendapat mereka, perkara yang penting dalam hidup
ialah mereka perlu berusaha untuk mencari kekayaan dan hendak mencari wang
untuk menambahkan pendapatan semata-mata. Oleh itu, mereka tidak
menitikberatkan semangat patriotik dan tidak tidak mempedulikan sambutan hari
kebangsaan, contohnya anggota masyarakat kita tidak mengibarkan bendera
Malaysia ketika sambutan ulang tahun kemerdekaan negara dijalankan. Jadi, kita
berharap agar semangat patriotik dalam kalangan masyarakat dapat ditingkatkan.
Sebenarnya
terdapat banyak cara yang boleh dijalankan untuk meningkatkan semangat
patriotik dalam kalangan masyarakat di negara kita. Satu daripada caranya
adalah dengan memberikan penekanan tentang proses pemupukan semangat patriotik
dari bangku sekolah lagi.
Perkara ini membolehkan semangat patriotik sebati dalam diri pelajar seperti
kata peribahasa Melayu, “melentur buluh, biarlah dari rebungnya”.
Sekiranya semangat patriotik dapat dipupuk sejak kecil, sudah tentulah semangat
patriotik akan terus diamalkan dan dikekalkan hingga dewasa. Tambahan pula, amalan
ini penting kerana kita dapat melahirkan masyarakat yang sentiasa cinta akan
negara dan tidak melakukan perkara-perkara yang akan memburukkan nama negara.
Cara lain
yang boleh dijalankan adalah dengan membuat
pengubahsuaian dan memberikan penekanan tentang aspek semangat patriotik ini
dalam kurikulum di sekolah dan di institusi pengajian tinggi.
Sekiranya perkara ini dilakukan, murid-murid akan memahami dan menghayati
semangat patriotik kerana aspek tersebut dipelajari dalam mata pelajaran tertentu.
Dengan perkataan lain, perkara itu akan dipelajari secara formal di dalam
kelas, diuji dalam peperiksaan dan seterusnya diamalkan dalam kehidupan
seharian. Oleh hal yang demikian, semangat patriotik itu akan terus subur dalam
sanubari murid-murid hinggalah selepas mereka menamatkan persekolahan atau
pendidikan mereka di institusi pengajian tinggi.
Pihak yang
bertanggungjawab hendaklah menjalankan kempen secara
besar-besaran melalui media massa. Kempen-kempen yang berkaitan
dengan semangat patriotik ini akan memberikan kesedaran kepada masyarakat
tentang kepentingan semangat patriotik dalam kalangan masyarakat di negara kita
Oleh itu, Kementerian Penerangan Malaysia, di samping media elektronik seperti
televisyen dan radio memang berkesan untuk menyuburkan dan meningkatkan
semangat patriotik dalam kalangan masyarakat. Dengan perkataan lain, televisyen
dan radio hendaklah menyiarkan rancangan atau program yang dapat meningkatkan
semangat patriotik seperti menyiarkan rencana tentang pejuang-pejuang
kemerdekaan negara. Selain itu media elektronik itu juga hendaklah menayangkan
filem seperti “Bukit Kepong”, “Paloh”, dan drama-drama yang berkaitan dengan
semangat cinta akan negara.
Agensi-agensi kerajaan yang bertanggungjawab pula perlulah menjalankan aktiviti yang bersesuaian dengan usaha untuk meningkatkan
semangat patriotik dalam kalangan masyarakat agar dapat memupuk semangat ini.
Aktiviti tersebut boleh dijalankan di kampung-kampung dan juga di kawasan
perumahan. Oleh itu, aktiviti seperti sambutan hari kemerdekaan pada peringkat
taman perumahan dan kampung perlulah digalakkan. Di samping itu, Jabatan
Penyiaran atau stesen televisyen juga perlu mengadakan forum tentang semangat
patriotik dengan menjemput tokoh-tokoh akademik daripada pelbagai bangsa dan
juga tokoh masyarakat yang memperjuangkan semangat kebangsaan suatu masa
dahulu. Aktiviti tersebut bukan sahaja dapat memupuk semangat patriotik malahan
dapat mengeratkan perpaduan antara kaum di negara kita.
Semangat
patriotik juga dapat dipupuk melalui contoh dan
teladan daripada pemimpin-pemimpin negara dan pemimpin masyarakat tanpa mengira bangsa, agama dan
fahaman politik. Dengan cara itu, anggota masyarakat akan mencontohi
pemimpin-pemimpin mereka yang memiliki semangat patiotik yang tinggi. Para
pemimpin perlulah selalu mengingatkan dan menekankan kepentingan menghargai
kemerdekaan yang telah dicapai hasil perjuangan dan titik peluh pejuang-pejuang
kemerdekaan yang terdahulu dan menghayatinya dengan sepenuh hati. Hal ini penting
kerana, kemerdekaan yang dinikmati ini hendaklah dihayati, dijaga dan
dikekalkan sampai bila-bila. Sekiranya perkara ini tidak dititikberatkan oleh
semua orang sudah pasti kemerdekaan yang dinikmati sukar untuk dipertahankan
dan tidak tidak akan memberi makna lagi kepada generasi yang akan datang.
Oleh hal
yang demikian, usaha-usaha untuk memupuk semangat patriotik perlulah dijalankan
sepanjang masa tanpa henti. Hal ini demikian kerana, semangat patriotik ini
penting untuk melahirkan warganegara yang cinta akan negaranya dan pasti akan
menjadi individu yang berguna kepada bangsa, agama dan negaranya sendiri.
Individu yang memiliki semangat patriotik yang tinggi juga akan sentiasa
berusaha untuk memajukan diri dan negaranya agar mencapai kemajuan dan
pembangunan dengan cepat, setanding dengan negara-negara maju yang lain.
Skiranya semangat patriotik tidak dapat dipupuk dalam kalangan remaja, pastilah
mereka tidak ada perasaan cinta akan negara dan menyebabkan mereka hilang jati
diri. Oleh itu, semua pihak perlulah berganding bahu dan memainkan peranan
masing-masing agar semangat patriotik dapat dipupuk dan disuburkan dalam
kalangan masyarakat
(Tema : Warganegara dan Negara)
http://bmspm.net/contohkaranganpatriotisme.htm
04.37 | | 0 Comments
(Tugas III) Ilmu Sosial Dasar
Bulan yang lalu, saya mengikuti acara membersihkan
lingkungan/kerja bakti di lingkungan rumah saya. acara tersebut juga berguna
untuk mengikat tali persaudaraan antara tetangga, acara
tersebut di ikuti oleh seluruh warga, acara dimulai dengan membersihkan
saluran air, membersihkan jalan, memotong rumput liar, mengecat tembok yg di
coret coret agar bersih kembali. Acara tersebut berlangsung sangat seru,
antusias warga dalam membersihkan lingkungan sangat tinggi , acara tersebut berlangsung
hampir setiap minggu, supaya menjadi tambah akrab antar warg . Bukan hanya
membersihkan lingkungan saja, tapi juga memberi makanan kepada orang yang tidak
mampu, setelah acara tersebut tali persaudaraan antar warga pun semakin tinggi.
Sikap itu lah yang semestinya ada di lingkungan rumah kita.
(Tema : Pemuda dan Sosialisasi)
04.27 | | 0 Comments
Langganan:
Postingan (Atom)